Langsung ke konten utama

MAKALAH
PERILAKU KONSUMEN
PENGANTAR ILMU EKONOMI (PIE)
Makalah Ini Di Tulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Ujian Akhir Semester (UAS)
  



Dosen Pembimbing:
Ir. Muhammad Ahsan, MM
Oleh ;
MUTIA PRATIW(B34211060)

FAKULTAS DAKWAH JURUSAN MANAJEMEN  DAKWAH
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN 2013
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................ 3
A.      Latar Belakang................................................................................................................ 3
B.      Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
C.      Tujuan Masalah.............................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................. 5
A.      Pengertian Konsumen............................................................................................... 5
B.      Jenis – jenis Konsumen............................................................................................. 5
C.      Perilaku Konsumen..................................................................................................... 7
D.     Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.................................................... 9
E.      Cara Memahami Perilaku Konsumen............................................................... 15
F.      Proses Pengambilan Keputusan Konsumen................................................ 17
BAB III :  PENUTUP....................................................................................... 27
A.      Kesimpulan ...................................................................................................................... 27
B.      Saran .................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 28

                                                                               
                                                                                Surabaya, 4  Januari  2013


KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah Swt yang telah memberi rahmat, hidayah, dan kemudahan, bagi saya dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang memiliki Tema “Kompetensi dengan daya saing bangsa” dan Judul “Perilaku Konsumen”, dengan baik dan semoga juga bermanfaat bagi yang membaca.
Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas Pengantar Ilmu Ekonomi ini, saya menyadari bahwa makalah penuh dengan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.

                                                                               
                                                                                Surabaya, 4  Januari  2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.             LATAR BELAKANG

Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.

Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian konsumen?
2.    Apa saja jenis-jenis konsumen?
3.    Apa pengertian  perilaku Konsumen?
4.    Apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen?
5.    Bagaimana cara memahami konsumen?
6.    Apa yang dimeksud proses pengambilan keputusan pembelian ?



C.             TUJUAN PERMASAAHAN
1.    Mengetahui pengertian konsumen.
2.    Mengetahui jenis-jenis konsumen.
3.    Mengetahui makna periaku konsumen.
4.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
5.    Mengetahui cara memahami konsumen.
6.    Menegtahui proses pengambilan keputusan pembelian




BAB II
PEMBAHASAN
A.            PENGERTIAN KONSUMEN
            Konsumen adalah  orang atau pelaku yang menggunakan barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik digunakan untuk keluarga, mahkluk hidup lain, dirinnya sendiri, dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuannya utuk diperdagangkan, membeli barang dan diperjualkan kembali, maka orang tersebut sebgai distributor (pengecer). Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
1.    Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang  membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi
2.    Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, mahkluk lain, dan tidak untuk diperdagangkan.

B.            JENIS – JENIS KONSUMEN
              Setiap manusia pasti berbeda, begitu pula dengan konsumen. Agar dapat memahami konsumen maka harus mengerti dulu jenis-jenis konsumen itu sendiri. Jenis-jenis konsumen adalah sebagai berikut:
1.    Pelanggan/konsumen menurut UU Konsumen adalah setiap seseorng yang memakai barang atau jasa untuk kepentinganya sendiri ataupun untuk keluarga dan orang lain yang tidak untuk diperdagangkan.
2.    Konsumen trend setter adalah Tipikal konsumen ini selalu suka akan dan dia mendedikasikan dirinya menjadi bagian pertama yang memiliki atau memanfaatkan teknologi baru.
3.    Selnjudnya adalah konsumen yang dapat dipengaruhi oleh orang lain terutama oleh konsumen tren setter, sehingga sehingga disebut sebagai follower atau pengikut. Kelompok ini sangat signifikan karena membentuk presentase terbesar. Konsumen ini adalah orang-orang yang terimbas efek dari konsumen trend setter.
4.    Sedangkan jenis konsumen yang terakhir (Value seeker), adalah seseorang yang memiliki banyak pertimbangan dari diri sendiri. Kelompok ini merupakan elompok terbesar dibandingkan dengan kelompok pertama, sehiga juga sepatutnya diberi perhatian khusus. Atau yang sering di sebut oleh konsumen ”value seeker”. Jenis kelompok ini relatif sangat sulit untuk di pengaruhi, karena mereka lebih mengutamakan kebutuhan dengan banyak alasan – alasan yang cukup rasional.
5.    Konsumen pemula, Jenis konsumen pemula cirinya adalah pelanggan yang datang banya tanya dan konsumen pemula adalah termasuk dalam pelanggan masa depan.
6.    Konsumen curiga, ada konsumen yang datang dengan rasa curiga bahwa Anda berdagang gelap dengan barang gelap, uang gelap, namun untuk Anda berlipat, jadi seseorang konsumen tersebut akan menawar dibawah harga sepantasnya.
7.    Konsumen pengutil, Ada lagi jenis konsumen yang suka mengutil. Seorang konsumen akan melakukan tindakan bertanya terus sehingga dapat membuat pedagang bingung atau linglung, dan ketika seorang konsumen tersebut beranjak pergi, barulah pedagang merasa barang daganganya ada yang hilang. Berpenampilan Konsumen jenis ini tidak selalu kumal. Kadang dan biasanya.
8.    Konsumen yang loyal pada harga, Inilah tipikal konsumen pada umumnya. Loyalitasnya hanya pada harga bukan pada Anda. Kalau harga kompetitor Anda lebih murah dia akan lari ke sana Konsumen banyak uang, Ini yang kita cari. Uangnya banyak, tidak cerewet untuk bertanya, bersifat penurut. Namun bagi seorang pedagang, seharusnya hati – hati, karena mereka (Konsumen) selalu mempertimbangkan Mutu atau kualitas barang atau jasa Nomor 1 yang di sodorkan pada mereka. Sekali mereka dikecewakan, maka mereka akan berpindah kepesaing Anda (pedagang yang lain).
9.    Konsumen kumuh, sesungguhnya penampilan kumuh atau perlente tidak pernah mengatakan apa-apa. Banyak purnawirawan atau Bos – bos besar keluar – masuk toko sengaja mengunakan pakean biasa seperti kaos oblong dan bersikap apa adanya, sebenarnya tidak bertujuan untuk mengecoh pedagang agar mendapatkan harga murah, melaikan bersikap biasa dan apa adanya.
10.    Pelanggan adalah orang/lembaga yang melakukan pembelian produk atau jasa pedagang yang sama secara berulang – ulang.

C.             PERILAKU KONSUMEN
·                Perilaku Konsumen adalah poses kegiatan seseorang yang memiliki ketertarikan dengan pencarian, pemilihan, penggunaan, serta mengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
·                Perilaku Konsumen  adalah suatu dasar untuk tindakan membeli mulai dari proses memilih – memilah, lalu mengambil keputusan dalam membeli. Mis;  jika berhadapan dengan barang berharga murah maka, proses pengambilan keputusan akan berjalan dengan mudah dan cepat, sebaliknya jika berhadapan dengan barang yang berharga mahal (tinggi), maka proses pengambilan keputusan akan berlangsung lebih lama dan sulit.
·                Perilaku Konsumen dilihat dari sifatnya mengonsumsi suatu barang, perilaku konsumen di bedakan menjadi dua macam, sbb
1.              Perilaku konsumen rasional (PKR)
Suatu konsumen dapat dikatakan rasional, jika seseorang tersebut dapat memperhatikan hal – hal seperti di bawa ini;
-          Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen atau tidak.
-          Barang tersebut benar – benar dibutuhkan dan digunakan konsumen atau tidak.
-          Kualitas barang.
-          Harga berdasarkan kemampuan konsumen (terjangkau).
2.              Perilaku konsumen irasional (PKI)
Kegiatan menkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional, jika konsumen tersebut menghabiskan uangnya untuk membeli batrang tanpa dipikirkan terlebih dahulu kegunaan atau manfaatnya; contoh :
-          Jika ada promosi atau iklan baru di media cetak maupun elektronik mudah tertarik.
-          Berusaha memiliki barang bermerek yang telah dimiliki banya konsumen.
-          Ada bursa obral atau bonus – bonus dan banjir diskon.
-          Memiliki sifat pretise atau gengsi. [1]

Terdapat 4 jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat diferensiasi merek, yaitu:

§  Perilaku pembelian yang rumit. Konsumen terlibat dalam pembelian yang rumit dan menyadari adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merek. Dan biasanya merupakan kasus untuk produk yang mahal,jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan pribadi. Biasanya konsumen tidak banyak tahu tentang kategori produk tersebut dan harus belajar banyak.
§  Perilaku pembelian pengurang disonansi. Kadang-kadang konsumen terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan dalam merek-merek. Hal ini didasari karena barang tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Biasanya konsumen akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli bilamana dirasa tepat dan dirasa nyaman.
§  Perilaku pembelian karena kebiasaan. Konsumen kurang terlibat dalam pembelian produk yang dibeli dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika pun harus membeli produk tersebut hal itu dikarenakan keterbiasaan bukan pada kesetiaan merek yang kuat.
§  Perilaku pembelian yang mencari variasi. Dalam beberapa situasi tertentu pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Sehingga konsumen sering melakukan perpindahan merek.[2]

D.            YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
              Pemasar seharusnya lebih faham teori maupun realita terhadab konsumen. Mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen Amerika pada tahun 2001, dan “Pencerahan Konsumen; dan tren Konsumen masa depan”. Memberi gagasan tentang apa yag di inginkan konsumen, dan di pikirkan produsen maupun pemasar 2025.
Pengaruh pembelian paka Konsumen dipengaruhi beberapa faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi, yaitu

1.   FAKTOR BUDAYA
              Budaya, Sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya adalah penentu atau pelaku utama sistem pembelian.  Anak – anak yang baru tumbuh memiliki seperangkat nilai, persepsi, referensi, dan perilaku dari keluarga atau dari lembaga – lembaga lain. Anak – anak yang di besarkan di Amerika sangat berpengaruh oleh nilai – nlai berikut : prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efesiensi,  dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan berjiwa muda.[3]
              Masing – masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih menampakan indentifikasi dan sosialisasi khusus bagi  anggotanya. Sub-budaya mencakup banyak aspek dari kebangsaan, agama, suku atau ras,  dan wilayah geografis. Ketika sub-kultur menjadi besar dan makmur, ma perusahaan akan membentuk atau merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka. Pemasaran lintas budaya muncul di reset pemasaran yang cermat, yang menyikapkan bahwa relung etnis dan demografik yang berbeda tidak selalu menanggapi dengan baik iklan pasar – masal. “Pencerahan pemasaran; Pemasaran pada pasar sekmen pasar budaya”. Sebagai Contoh, banyak bank  dan asuransi jiwa yang memiliki tingkat fokus pada orang Amerika turunan Spanyol, karena walaupun tingkat pendapatan mereka naik, 40 juta orang Amerika Hispanik yang tinggal di Amerika serikat belum menjadi konsumen besar jasa keuangan.[4]

2.   FAKTOR SOSIAL
              Selain dari faktor budaya, perilaku Konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor sosial, yaitu seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan setatus sosial.
              Kelompok acauan: terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap prilaku atau sikap orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang maka bisa di sebut sebagai kelompok keanggotaan. Dari beberapa kelompok keanggotaan termasuk kelompok prier, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan – rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang dengan terus menerus dan informal. Seseorang juga akan menjadi kelompok anggota sekunder seperti, kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
              Keluarga: adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.[5] Kita dapat membedakan dua keluarga dalam tingkat pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi diri sendiri, harga diri, dan cinta.[6] Walaupun pembeli tidak lagi menyatu dengan orang tuanya, namun periaku pembeli akan tetap signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap pembelian sehari hari adalah  Keluarga Prokreasi yaitu, pasangan dan anak seseorang.
              Pola pergeseran pembelian juga di pengaruhi oleh kenaikan jumlah dolar yang dikeluarkan dan pengaruh yang di miliki anak – anak dan remaja.[7] Pengaruh – pengaruh umum menggambarkan isyarat, permintaan, dan tuntutan anak – anak.  Pengaruh anak dari usia 4 sampai 12 tahun seluruhnya sekitar $275 milyar pada tahun 1999. Pengaruh tidak langsung pada pengeluaran orang tua menghasilkan $312 milyar pembelian rumah tangga.[8]
3.   PENGARUH PRIBADI
              Peran pribadi juga berperan penting jalanya suatu perilaku konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, dan konsep diri, serta nilai atau gaya hidup seorang pembeli. Karena banyak karakteristik ini memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen sendiri. Penting juga bagi pemasar untuk selalu mengikuti mereka secara dekat.
              Usia dan tahap siklus hidup: banya orang selalu melakukan pembelian barang atau jasa yang berbeda – beda selama hidupnya. Konsumsi juga ditentukan oleh siklus hidup keluarga dan jumlah usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada satu situasi.
              Pekerjaan dan lingkungan ekonomi: tidak bisa dihindari, bahwa pekerjaan seseorang dapat menentukan pola konsumsinya. Misalnya pekerja kantor harus membeli baju kerja ,sepatu, dan kotak untuk bekal makan, sedangkan bos besar atau derektor akan membeli baju – baju mewah atau mahal, perjalanan dengan mengunakan pesawat dan kapal pesiar yang besar. Para pemasar selalu mengidentifikasi  yang memiliki minat seperti itu diatas rata – rata. Bahkan ada suatu perusahaan yang mengkususkan produkya untuk kelompok pekerjaan tertentu. Mis: perusahaan perangkat lunak pada komputer, pasti akan mencang perangkat yang berbeda lebih baik untuk manajer mereka, insinyur, pengacara, dan dokter.
              Kepribadian dan konsep diri:  dalam sistem pembelian atau tingkah laku konsumen pasti berbeda dalam cara pembelianya. Di sini membahas bagaimana kepribadian adalah ciri bawaan psikologis seseorang makluk hidup (human psychological traits)  yang bersifat relatif ulet dan bertahan lama atas rangsang lingkungan.  Kepribadian seseorang biasanya bawaan dari lahir, seperti rasa percaya diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan berkomunikasi,  pertahanan diri, dan beradaptasi.[9]
               Gaya hidup dan nilai: Orang – orang yang memiliki budaya, kelas, sosial, dan pekerjaan yang sama tentunya memiliki perbedaan dalam pola hidup atau gaya hidup mereka. Gaya hidup adalah, pola hidup seseorang yang dapat tergambarkan pada aktivita mereka sehari hari, minat, dan opininya. Diri seseorang tergambarkan dari gaya hidup mereka berinteraksi dengan seseorang lainya dalam keseharian, di tempat kerja, rumah, masyarakat, dll.  Begitu juga para pemasar produk juga melaksanakan persamaan produk yang di dagangkan dengan gaya hidup mereka. Conohnya, perakit atau produsen komputer tahu jika banya orang mencari dan membutuhkan komputer untuk pencampaian prestasi, maka produsen lebih faham mengerahkan mereknya menuju hidup yang berprestasi.

4.   PROSES PSIKOLOGIS UTAMA
                   Awal mula untuk memahami perilaku Konsumen adalah dari model rangsangan atau tanggapan  lngkupan memasuki kesadaran konsumen. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan tertentu untuk karakteristik konsumen tertentu menuju keputusan – keputusan pembelian. Sedangkan tugas pemasar adalah selalu peka dengan rangsangan pemasar luar dan keputusan pembeli akhir. Ada empat proses psikologis penting : motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara fundamental mengetahui tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan konsumen.
              Motivas Maslow:  seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, dan beberapa kebutuhan disini bersifat biogenis,  kebutuhan itu semua munucul karena tuntutan atau dorongan dari tekanan Biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman.  Sedangkan kebutuhan lain adalah bersifat psiogenis, kebutuhan tersebut muncul karena tuntutan psikologis misalnya kebutuhan untuk sebuah pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Abraham Maslow disini dia menerangkan atas kebutuhan seseorang pada barang tertentu dengan waktu tertentu.[10] Mengapa seseorang harus menghabiskan waktu, tenaga, dan uang untuk keamanan dirinya?, Maslow menjawab bahwa karena kebutuhan manusia tersusun dari hirarki, menurut kebutuhan manusia tersusu secara berjenjang. Misalnya, seseorang akan melakuan terlebih dahulu hal – hal yang menurutnya lebih penting lalu kemudia melanjudkan dengan kebutuhan laainnya yang dia rasa masih bertaraf ringan dan belum  begitu penting. Sedangkan jenjang urutan dari kepentingan dapat dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori Maslow  membantu para pemasar dalam berbagai cara produk  menyesuaikan dengan rencana, sasaran, dan kehidupan konsumen.
              Biasa terjadi, jika ada seseorang termotivasi, maka ia akan bergerak untuk bertindak sesuai dengan motivasi yang ia peroleh.  Bagaimana tindakan seseorang untuk bertindak atas motivasi yang terpengaruh oleh situasi tertentu?. Persepsi adalah sesuatu tindakan yang digunakan oleh seseorang untuk memutuskan sesuatu, memilih, menorganisasi, menginterprestasi informasi guna menciptakan gambaran dunia yang berarti.[11] Tentunya persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, namun juga rangsangan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Yang paling penting untuk diketahui bahwa persepsi seseorang satu dengan yang lain berbeda, namun memiliki relitas yang sama.
              Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang dari pengalaman. Sebagaian besar perilaku manusia adalah dari pembelajaran yang di dapat dalam keseharian. Bahkan para ahli ada yang meneliti tentang sikap seseorang  di hasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan. Teori pembelajaran mengajak para pemasar, dan mendorong memberi motivasi, dan memberikan pengukuhan yang putih.
              Memori :  pada psikolog kognitif membedakan memori jangka pendek atau STM (Shirt Term Memory) satu gudang informasi sementara dan memori jangka panjang LTM (Long Term Memory) gudang yang lebih permanen.
              Integrasi (integration): merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.  Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

              Bermacam faktor yang dapat mempengaruhi Konsumen, termasuk faktor – faktor yang sudah di sebutin diatas, dengan kata lain ada faktor yang lebih dominan pada pembelian suatu produk sedangkan faktor lain tidak berpengaruh. Contoh, pilihan lipstik pada wanita kurang dipengaruhi oleh pihak keluarga. Yang faktor tunggal seperti pendapatan tetapi di ukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan Variabel lain. Sedangkan kelas sosial lebih memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.[12]

E.             CARA MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN
Dari kenyataan yang ada dikalangan masyarakat, bahwah pelayanan produk sangatlah penting. Bagi pemasar yang memiliki kemampuan pelayanan baik, maka jauh lebih kedepan dan sukses ketimbang pemasar yang tidak pernah memperhatikan sistem pelayanan dengan benar. Sering di katakan bahwa pembeli adalah raja, maka berikanlah pelayanan sebaik mungkin bagi mereka agar mereka puas dan senang. Konsumen adalah sebuah penunjang penting bagi sektor bisnis dan usaha lainya yang ada di dunia. Itu benar, namun yang menjadi kesalahan perusahaan adalah jarangnya pembisnis memperhatikan apa yang para konsumen butuhkan. 
  Bisnis dalam skala kecil amat berpotensi besar - besar menghasilkan layanan pelanggan terbaik, karena mereka menjalin hubungan langsung dengan konsumen. Kita ambil contoh sederhana, pedagang bakso misalnya. Biasanya sang pemilik yang melayani pelanggan secara langsung sehingga dapat terlibat suatu ikatan emosional dengan pembeli, memahami apa yang mereka butuhkan, seberapa banyak stok yang harus dipersiapkan, bagaimana respon mereka dengan barang yang dijual.
Ada tiga tips atau cara untuk memahami konsumen, sbb.[13]
1.    Selalu tempatkan diri anda pada posisi konsumen
Mulailah mencermati bisnis yang seakan – akan kita adalah seorang konsumen, dan barulah akan diketahui dan sadar dengan kagum dan merasakan sendiri bagi semua pelayanan yang di berikan oleh pemasar kepada konsumen lain.
Contoh: jika ada seseorang yang memiliki restauran, mencoba untuk menyamar sebagai konsumen yang akan memesan atau membeli menu yang tersedia. Maka seseorang tersebut pastinya akan banyak memperoleh informasi penting dan pengalaman tentang pelayanan pemasar kepada konsumen. Demikian seseorang tersebut juga dapat merenungkan apa kekurangan yang ada pada restaurannya tersebut. Dari semua aspek terutama aspek pelayananya.
2.    Mencobalah anda utuk bertanya kepada konsumen yang lain.
Misalnya sesibuk apapun seseorang dalam keseharian, seharusnya para pemilik bisnis dapat meluangkan waktu mereka untuk turun langsung ke lapangan (tempat usahanya) dan bertanya langsung dengan para konsumen atau pelanggan restauran miliknya (sebagai bahan evaliasi). Di situlah para pemilik bisnis bisa mengetahui apa sebenarnya kekurangan yang ada pada tampat dia berbisnis. Demikian pula seorang pembisnis akan bisa mempertimbangkan langkah selanjudnya yang lebih kreatif untuk bisnis yang dijalankannya.
3.    Apa yang di harapkan konsumen dari anda?
Cara yang sebenarnya baik untuk para kosumen adalah dengan bertanya kepada mereka dengan mengunakan angket atau formulir (multiple choice or simple essay) yang dapat membantu pembisnis mengetahui banyak informasi tentang apa yang terjadi pada bisnisnya, dan mungkin banyak cara lain untuk sistem kontrol. Mereka akan memberikan informasi mengenai pendapat mereka mulai dari yang sangat penting, penting, tidak penting, bahkan sampai hal yang sangat tidak penting. Semakin banya informasi yang pembisnis dapatkan, akan semakin akurat data Controlin yang di dapat untuk bahan evaluasi. Yang bertujuan agar apa yang menjadi bisnisnya berjalan den efesien dan efektif sesuai dengan target yang ada.

F.             PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Menurut Kotler (2001:144):
              Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.[14]
              Proses pengambilan keputusan ada 5 (Lima) tahap yaitu,
a.    Pengenalan Kebutuhan,
b.    Pencarian Informasi,
c.     Pengevaluasian Alternatif,
d.    Keputusan Pembelian, dan
e.    Perilaku Setelah Pembelian.
              Banyak fakta yang muncul, bahwa konsuen memilih produk yang akan di beli dengan panduan secara indifidu sesuatu yang di beli bernilai baik.
a.    Pengenalan Kebutuhan
              Individu dalam menentukan barang yang akan dibeli pasti akan mempertimbangkan faktor kebutuhan bagi inividu tersebut, contohnya individu pasti membutuhkan sesuatu,misalkan makan,minum,dll. Sehingga inividu tersebut cenderung mendahulukan keinginannya kepada sesuatu yang paling ia butuhkan. Demikian juga dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya, inilah yang dinamakan proses pengenalan kebutuhan sebagai tahap awal dalam proses pengambilan keputusan.
              Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.
              Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Seseorang mungkin merasa membutuhkan hobi baru ketika kesibukan pekerjaannya mulai menurun, dan dia mulai memikirkan kamera setelah berbincang-bincang dengan teman tentang fotografi atau setelah melihat iklan kamera. Pada tahap itu, pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan macam apa yang menyebabkan kebutuhan itu muncul, dan bagaimana cara macam apa yang menyebabkan kebutuhan itu muncul, dan bagaimana cara pemasar menuntun konsumen supaya membeli produk tersebut. Setelah mengumpulkan informasi seperti itu, pemasar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut.
b.    Pencarian Informasi
              Sebelum mengambil keputusan untuk membeli pasti kita akan melakukan pencarian informasi terhadap barang yang akan kita beli. Entah dari segi merek, kualitasnya ataupun harga dari barang tersebut. Proses ini guna lebih meyakinkan kita untuk membeli suatu prouk atau barang nantinya.
              Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu.
              Pada satu tahapan tertentu, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian. Pada tahapan itu, seseorang menjadi lebih menerima informasi mengenai kamera. Ia memperhatikan iklan kamera, kamera yang digunakan oleh temannya, dan percakapan tentang kamera. Atau ia mungkin mengerjakan pengumpulan informasi secara aktif, dimana ia mencari informasi tertulis, menelepon teman, dan mengumpulkan informasi dengan berbagai cara lain. Jumlah pencarian yang dikerjakan tergantung pada kekuatan dorongan pada dirinya, jumlah informasi awal yang ia miliki, kemudahan pencarian informasi tambahan, nilai yang ia berikan pada informasi tambahan, dan kepuasan yang di dapat setelah pencarian.
              Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web, dan lain-lain), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda-beda di antara berbagai produk dan pembeli.
              Konsumen biasanya menerima sebagian besar informasi dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
              Seseorang terkadang meminta orang lain-teman, keluarga, rekan kerja dan para profesional-supaya merekomendasikan produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat untuk membangun sumber pemasaran getok tular (word of mouth sources). Sumber-sumber itu mempunyai dua keuntungan utama.
              Pertama, sumber itu meyakinkan. Pemasaran getok tular atau pemasaran dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen. Mempunyai konsumen yang setia dan terpuaskan dan membangga-banggakan bisnis mereka dengan anda merupakan mimpi setiap pemilik bisnis. Tidak hanya konsumen yang puas mengulangi pembelian, tetapi mereka juga menjadi papan promosi berjalan bagi bisnis anda.
              Kedua, biaya yang rendah. Menjaga hubungan dengan konsumen dan mengubahnya menjadi sumber promosi getok tular membutuhkan biaya yang relatif rendah. Semakin banyak informasi yang didapat, kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur akan meningkat. Dalam pencarian informasi, seseorang banyak mempelajari merek yang tersedia. Informasi itu juga membantunya meninggalkan pilihan merek tertentu. Perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya agar calon konsumen sadar dan tahu akan mereknya. Secara hati-hati perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan tingkat kepentingan tiap-tiap sumber itu.
              Konsumen harus ditanyai bagaimana awalnya mereka mendengar merek itu, informasi apa yang didapat, dan bagaimana mereka mengurutkan tingkatan arti penting sumber informasi yang berbedabeda itu.
c.     Pengevaluasian Alternatif
              Misalkan individu mendapat informasi dengan berbagai merek dan harga yang bervariasi, di pastikan hal ini akan mempengaruhi tingkat alternative yang akan diambil oleh individu tersebut.
              Kita telah mempejari cara konsumen menghasilkan informasi yang menghasilkan sekumpulan merek-merek yang akhirnya dipilih. Bagaimana cara konsumen memilih dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi.
              Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
Dalam waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau bergantung pada intuisi. Terkadang konsumen membuat keputusan sendirian, kadang tergantung pada teman, petunjuk konsumen, atau penjual untuk mendapatkan saran pembelian.
Jika ia tadi mempersempit pilihannya menjadi empat kamera.juga dapat dianggap ia hanya tertarik pada empat atribut kualitas gambar, kemudahan penggunaan, ukuran kamera dan harga. Ia telah membentuk keyakinan tentang berapa peringkat merek menurut masing-masing atribut. Jelas, jika terdapat satu kamera yang mendapat peringkat terbaik dalam semua atribut, dapat kita perkirakan, bahwa ia akan memilihnya. Namun, merek dapat berbeda-beda daya tariknya. Keputusan pembeliannya mungkin berdasarkan pada hanya satu atribut, oleh karena itu pilihannya akan mudah ditebak. Jika ia menginginkan kualitas gambar merupakan atribut yang paling penting di atas yang lain, ia akan membeli kamera yang mempunyai gambar terbaik. Tetapi pembeli mempertimbangkan beberapa atribut yang masing-masing tingkat kepentingannya berbeda-beda. Jika kita mengetahui bobot kepentingan yang diberikannya tiap-tiap atribut dari keempat atribut tersebut, kita dapat memperkirakan pilihan merek kamera yang akan dibelinya sehingga lebih dapat diandalkan ketetapan perkiraannya.
Pemasar harus mempelajari pembeli supaya dapat mengevaluasi alternatif merek secara aktual. Jika pemasar mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi, pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
d.    Keputusan Pembelian
              Keputusan pembelian ini diambil setelah seseorang telah melakukan pencarian informasi ataupun pengevaluasian terhadap suatu produk yang akan dibeli. Setelah inividu telah benar-benar yakin terhadap kualitas dari barang tersebut maka pembeli proses pembelian saat itu dapat di wujudkan.
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika suami Anna Flores sangat merasa Anna harus membeli kamera yang harganya paling murah, maka kesempatan Anna membeli kamera mahal akan berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasi tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian, Anna Flores mungkin kehilangan pekerjaannya atau pembelian lainnya lebih mendesak atau mungkin temannya mengatakan kecewa terhadap kamera pilihannya yang juga kamera kesukaan Anna. Atau, pesaing dekat menurunkan harga. Jadi, preferensi dan kecenderungan pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian aktual.
e.    Perilaku Setelah Pembelian
              Dengan pembelian yang sudah terjadi maka individu berhak menentukan tingkat kepuasan yang ia dapat setelah melakukan prosoes pembelian,jika individu sebagai konsumen terpuaskan akan prouj terdebut maka ini menjadi hal positif bagi pemasaran merek atau produk yang telah terjual namun bila hasil kepuasan sangat mengecewakan maka dipastikan penjualan dari merek atau produk tersebut akan menurun.
              Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Apa yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya? Jawabnya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk uang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan, jika melebihi harapannya, maka konsumen akan merasa sangat senang.
Semakin besar beda antara harapan dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Oleh sebab itu, penjual harus janji yang benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas. Beberapa penjual bahkan menyatakan janji tingkatan kinerja yang lebih rendah dibandingkan kinerja sebenarnya agar kepuasan konsumen menjadi sangat tinggi. Misalnya, wiraniaga Beoing cenderung konservatif pada saat memperkirakan potensi manfaat pesawatnya. Mereka hampir tiap kali menyatakan efesiensi bahan bakar lebih rendah dari pada sebenarnya-mereka menjanjikan penghematan bahan bakar sebesar 5 persen yang ternyata 8 persen. Konsumen akan merasa senang terhadap kinerja yang lebih baik daripada yang diharapkan. Mereka akan membeli lagi dan berkata kepada calon pelanggan lain bahwa Boing memenuhi janjinya.
Hampir seluruh pembelian penting menghasilkan disonansi kognitif, atau ketidaknyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian. Setelah pembelian, konsumen akan merasa puas dengan manfaat merek yang telah dipilih dan senang untuk menghindari kekurangan dari merek yang tidak dibeli. Namun, setiap pembelian melibatkan kompromi. Konsumen mendapatkan ketidak-nyamanan akibat mendapatkan kekurangan produk yang dibeli dan kehilangan sejumlah manfaat produk yang tidak dibeli. Oleh karena itu, konsumen merasakan setidak-tidaknya ada disonansi setelah pembelian pada setiap pembeliannya.
Mengapa memuaskan konsumen itu sangat penting? Kepuasan itu penting karena penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok dasar-pelanggan baru dan pelanggan lama. Biasanya biaya akan lebih besar untuk menarik pelanggan baru daripada mampertahankan pelanggan lama dan jalan terbaik untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memuaskan mereka.
Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan-yakni untuk mempertahankan dan menumbuhkan konsumen serta untuk memetik hasil yang berupa nilai seumur hidup pelanggan. Pelanggan yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama. Banyak pemasar bertindak lebih dari sekedar memuaskan harapan konsumen-mereka berupaya menyenangkan hati konsumen. Konsumen yang hatinya merasa senang akan membeli lagi produk tersebut serta berbicara yang menyenangkan tentang produk dan perusahaan itu.
Konsumen yang tidak puas memberikan tanggapan secara berbeda. Konsumen yang puas, secara rata-rata, akan berbicara kepada tiga orang mengenai baiknya pengalaman mereka mengenai produk, sedangkan konsumen yang tidak puas akan mengeluh ke 11 orang. Bahkan, suatu studi menunjukkan bahwa 13 persen orang yang mempunyai masalah dengan organisasi tertentu mengeluh tentang organisasi tersebut ke lebih dari 20 orang. Jadi, berita buruk dari mulut ke mulut berjalan lebih cepat daripada berita baik dari mulut ke mulut dan dapat dengan cepat merusak sikap konsumen terhadap perusahaan dan produknya.
Oleh karena itu, perusahaan yang bijaksana perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Perusahan tersebut tidak dapat semata-mata mengandalkan konsumen yang tidak puas yang secara sukarela menyampaikan keluhannya kepada perusahaan. Sebesar 96 persen konsumen yang tidak senang tidak pernah menyampaikan keluhannya. Perusahaan harus membangun sistem yang mendorong konsumen menyampaikan keluhannya.
Dengan cara itu, perusahaan dapat mempelajari secara baik kerja perusahaan tersebut dan bagaimana meningkatkannya. Perusahaan 3M mengaku lebih dari dua per tiga produk barunya datang dari mendengarkan keluhan konsumen. Tetapi mendengar saja tidak cukup-perusahaan harus menanggapi dengan baik setiap keluhan yang diterima.


BAB III
PENUTUP
A.            KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas adalah, bahwa perilaku konsumen sangat penting untuk di ketahui, di fahami, di pelajari, dan di beri tindakan bagi semua kalangan produsen atau pembisnis, agar perusahan di indonesia memiliki perusahan kualitas produk dan kariawan yang bagus.
Perilaku Konsumen  adalah suatu dasar untuk tindakan membeli mulai dari proses memilih – memilah, lalu mengambil keputusan dalam membeli. Mis;  jika berhadapan dengan barang berharga murah maka, proses pengambilan keputusan akan berjalan dengan mudah dan cepat, sebaliknya jika berhadapan dengan barang yang berharga mahal (tinggi), maka proses pengambilan keputusan akan berlangsung lebih lama dan sulit.

B.            SARAN
Sebenarnya metode atau materi tentang perilaku dan  sistem pemasaran sudah ada dan di ajarkan, namun mengapa masih banyak perusahaan yang belum maksimal manajemen pemasaran untuk memahami perilaku konsumennya. Maka perusahaan seharusnya belajar atu memahami lagi tentang makna dari perilaku konsumen. Agar perusaha atu usahanya dapa diterima oleh konsumen. Pada kenyataan bahwa pemilik bisnis atau jasa tujuanya untuk konsum.
Produsen        pemasar          Konsumen, kembali kepada Produsen lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Ninth Edition by Kotler Philip, 1997. Menganalisis Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian ( Marketing Management 9e). Perpustakaan Nasional (KDT).
Harold H. Kassarjian dan Thomas S. Robertson (eds), 1997.  Prespectives in Consumer Beavora (Glenview, IL: Scott, Foresman,).
Leon G, Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, 1997.  Consumer Behavior. 6th ed. (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall).
Kotler Philip  and  Lane Keler Kavin, 2009.  Menganalisis pasar konsumen , Manajemen Pemasaran(Jakarta: jilid1). PT INDEKS.
Lainya:
-          Id.wikipwdia.org/wiki/konsumen.29 desember 2012, 08:46









[1] Id.wikipwdia.org/wiki/konsumen.29 desember 2012, 08:46
[3] Leon G, Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior. 6th ed. (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1997)
[4] Philip  Kotler and Kavin Lane Keler. Menganalisis pasar konsumen , Manajemen Pemasaran(Jakarta: 2009/jilid1). PT INDEKS, hlm 214.
[5] Rsann L. Spiro, “Persuasion in Family Decision Making,” Jurnal of Consumer Research (Maret 1983): 393 – 402, David J Burns, tha Effec Family Power,” Psikologi dan Marketing (Mei-Juni 1992):175 – 189.
[6] Key M. Palan dan Robert E. Wilkes, “Adolescent – Parent Interaction in Family Decision Making,” Journal of Cosumen  Resarch 24, no.2 (1997): 159 – 169; Sharon E. Beatty dan Salil Talpade, “ Adolescent Influence in Family Decision Marking: A Replications with Extension,” Journal of  Consumen research 21 (1994): 332 – 341.
[7] James U.Mc Neal, “Tapping the thee kids’ Markets, Amerika Democraphics (April 1996): 37 – 41 ”
[8] Carol Angrisani “Kids Rock” Brend Marketing , February 2001, hlm 26 – 28.
[9] Harol H. Kassarjian dan Mary Jane Sheffer, “Personality  and Consumer Behavior:  An Update,” dalam Harold H. Kassarjian dan Thomas S. Robertson (eds), Prespectives in Consumer Beavora (Glenview, IL: Scott, Foresman, 1997), hlm 160- 80.
[10] Abaraham Maslow, Motivation and Personality (New York:  Harper and Row, 1954) hlm 80- 106
[11] Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, Human Behavior; An Inventory of Scientific Finding (New York: Harcourt, Brace Jevanovich,1964), hlm 141 – 142.
[12] Bilson Simomar.  , Perilaku konsumen ,Paduan Riset Perilaku Konsumen 20; Jakarta , PT Gramedia Pustaka Utama, hlm 25
[14]http/// jurnal-sdm.blogspot.com 1 Desember 2013 jam 10:33

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PENELITIAN PROSES PRODUKSI PT. AMERTA INDAH OTSUKA (POCARI SWEAT) DI KEJAYAN – PASURUAN 27 Februari 2014

LAPORAN PENELITIAN PROSES PRODUKSI PT. AMERTA INDAH OTSUKA (POCARI SWEAT) DI KEJAYAN – PASURUAN 27 Februari 2014 Dosen Pembimbing: Ahmad Khairul Hakim, S.Ag, M.Si 197512302003121001 Program Studi Manajemen Dakwah (Prodi-MD)  Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya 2014 Tim Penyusun:   Keterangan Nama; 1.     AISHA NURIANI BUDIONO              B34211053 2.     FITRI ANDRIANI                                 B34211056 3.     IKA HARIYATI                     ...

Note

In life,there will always be people who don't like,and then the matter is not your affair. You do not care them because of two reasons. They do not like you: … 1: you are enjoying your self 2; She's Not enjoying herself… They just wish to have the live like you And then,  will be happy, because your happiness is Sadness for those who hate. 😊

MENJEMPUT JODOH DENGAN SOLAT TAHAJJUD

Kali ini saya akan membahas tentang jodoh, kenapa tiba-tiba jodoh? karena saya baru saja membaca buku tentang Manfaat Sholat Tahajud untuk Menjemput Jodoh. Bagaimana caranya?? Check this out! Apa sih shalat Tahajjud ?? Shalat Tahajjud merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari dan sesudah tidur, sekalipun tidurnya hanya sebentar saja. Shalat ini merupakan salah satu amalan wirid yang dilakukan Rasulullah. Berapa Roka'at Sholat Tahajjud ?? Mengenai bilangan roka'atnya, sholat Tahajjud dilaksanakan minimal 2 rakaat dan sebanyak-banyaknya 12 rakaat. Tahajjud tidak memiliki batasan bilangan rakaat. Bagaimana melakukan shalat Tahajjud?? Shalat Tahajjud dilakukan seperti biasanya ketika kita sholat fardhu. Di sini, berdasarkan buku yang saya baca, Ketika melaksanakan shalat Tahajjud pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat Al-Baqarah ayat 284-286: لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَ...