DAFTAR ISI
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ i
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................. 2
A.
Latar Belakang................................................................................. 2
B.
Rumusan Masalah........................................................................... 3
C.
Tujuan Masalah................................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................... 4
A.
Pengertian sikap – sikap,
individu, organisasi, dan perilaku 4
B.
Permasalahan Sikap – sikap
individu dan perilaku............... 6
C.
Sikap – sikap individu dalam
organisasi dan apa yang menjadikan pengaruh pada perilaku individu tersebut............................................................................. 9
D.
Penjelasan dari bagian – bagian
dari individu........................ 11
BAB
III KESIMPULAN................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Organisasi dituntut untuk selalu berinovasi
sesuai dengan tren saat ini. Faktor – faktor seperti ketatnya persaingan dan
teknologi informasi yang semakin canggih menuntut organisasi untuk kreatif dan
inovatif. Organisasi yang selalu inovatif dan kreatif selalu memiliki visi masa
depan yang terencana dan terukur. Oleh karena itu, organisasi harus bisa
mengimplementasikan visi tersebut menjadi misi yang harus dijalankan di tiap
bagian, salah satunya adalah kinerja kreatif organisasi.
Kinerja menjadi hal yang penting
dalamorganisasi. Mnurut Prabu Mangkunegara (2000) kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh sesorng pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil atau tingakat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar
hasil kerja, target atau sasarn yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama.
Menurut george dan zhou (2001)
dalam williams (2004)menjelaskan bahwa
salah satu kepribadian yang terkait dengan kinerja kreatif dalam organisasi
adalah keterbukaan pada pengalaman. Dalam suatu organisasi pasti ada beberapa
individu yang mempunyai sikap terbuka dalam segala hal. Individu yang terbuka
tersebut cenderung lebih kreatif daripada anggota organisasi yang lain. Selain
keterbukaan terhadap pengalaman, ciri kepribadian lain yang menjadi bagian dari
lima model utama personalitas adalah ekstraversi, neurotisisme, daya terima
dansifat hati – hati. Dari 5 model utama tersebut, keterbukaan terhadap
pengalaman mejadi eleman penting untuk mencapai kinerja kreatif dalam
organisasi.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah definisi dari sikap - sikap individu, organisasi, perilaku ?
2.
Permasalahan apakah yang terdapat pada sikap - sikap individu dan perilaku ?
3.
Sikap - sikap
individu dalam organisasi dan apa yang menjadikan pengaruh pada perilaku
individu – individu tersebut ?
4.
Apa penjelasan bagian
bagian dari perilaku individu?
C.
Tujuan masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian
dari sikap -
sikap individu, organisasi, perilaku dan pengaruh pada perilaku.
2.
Untuk
mengetahui permasalahan sikap – sikap individu dan perilaku.
3.
Untuk mengetahui Sikap - sikap individu dalam organisasi dan apa yang
menjadikan pengaruh pada perilaku individu – individu tersebut.
4.
Untuk mengetahui penjelasan bagian bagian dari perilaku individu.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian sikap sikap, individu,
organisasi , perilaku.
Sikap merupakan
pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak tentang suatu
obyek, orang, dan pada suatu peristiwa. Sikap merupakan cerminan bagaimana
seseorang merasakan sesuatu, (ex: saya menyukai pekerjaan saya, yaitu
menandakan bahwa saya sedang mengexpresikan sikap saya tentang pekerjaain itu).[1]
Suatu cara bereaksi pada suatu
rangsangan yang timbul dari seseorang atau dari suatu situasi. Dalam kehidupan
sehari hari sikap dapat di dinyatakan atau di ikuti oleh pendapat (opini).[2]
Sikap (atitutdes) merupakan kesiap siagaan mental, yang di
organisasikan lewat mental, yang di organisasikan lewat pengalaman, obyek dan
situasi yang berhubungan dengannya. Definisi sikap ini memiliki pengaruh pada
manajer 1) sikap menentukan kendenderungan seseorang terhadap segi tertentu
dalam dunia ini. 2) sikap memberi dasar emosional bagi hubungan interpersonal seseorang dan
pengapdiannya. Beberapa sikap bersifat tetap dan abadi.[3]
Sikap bisa dipandang sebagai disposisi untuk berekasi dengan cara yang menyenangkan atau tidak
terdapat obyek, konsep atau apa saja (Mitchell:1982).
Sikap
dalam organisasi
Sikap
orang juga mempengaruhi perilaku mereka dalam organisasi. Sikap (attitudes)
adalah sekumpulan kepercayaan dan perasaan yang dimiliki oleh sseorang mengenai
ide dan situasi tertentu, atau mengenai orang lain. Ex : seorang karyawan bahwa
ia merasakan digaji dengan kurang oleg organisasi maka dari itu menceminkan
perasaan mengenai gajinya. Hal yang sama, ketika seorang manajer mengatakan
bahwa ia menyukai kampanye periklanan yang baru, ia mengekspresikan perasaannya
mengenai usaha pemasaran organisasi.
Bagaimana sikap terbentuk
1.
Struktur sikap
2.
Afek
3.
Kognisi
4.
Intensi
Perilaku
individu adalah perilaku atau
interaksi yang dilakukan oleh manusia atau individu di lingkungannya, perilaku
setiap individu sangatlah berbeda dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan
dimana individu tersebut tinggal, perilaku yang berbeda mengakibatkan berbedanya
kebutuhan setiap individu, untuk itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan
yang berbeda tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu.
Karakteristik individu :
·
Kemampuan
·
Kebutuhan
·
Kepercayaan
·
Pengalaman
·
Pengharapan, dll
|
Karakteristik organisasi
:
·
Hierarki
·
Tugas – tugas
·
Wewenang
·
Tanggung jawab
·
System reward
·
System control, dll
|
Perilaku Individu
dalam organisasi
|
B.
Permasalahan
Sikap sikap Individu dan perilaku.
1.
Kepuasan kerja
Mengemukakan
bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with
employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau
tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja( Newstrom).
Mengartikan
kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”.
Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan
melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan
dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa
umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan (Wexley dan Yukl ).
Berikut beberapa penyebabnya:
a.
Disebabkan karena ketidak puasan terhadap
kokndisi kerja, karena pegawai merasa pimpinan tidak memberi kepercayaan kepada
pegawei.
b.
Tidak bersifat transparan dalam pembuatan
keputusan, pemimpin bertindak tidak objektif dan tidak jujur kepada pegawai,
dan tidak memprhatikan kebutuhan kebutuhan pegawai, Ex: upah, tunjangan yang
lain.[4]
2.
Manusia berusaha mengurangi ketidakselarasan
Salah satu pertemuan yang paling relevan tentang
sikap adalah kenyataan bahwa individu cenderung mencari konsistensi.
Ketidakselarasan kognitif (cognitive dissonance) terjadi ketika terjadi
ketidakkonsistenan antara dua atau lebih sikap seseorang, atau antara sikap dan
perilaku seseorang. Teori ketidakselarasan kognitif menyatakan bahwa setiap
individu berusaha meminimalkan ketidakselarasan dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkannya.
Tentu saja tidak ada individu yang sepenuhnya
dapat menghindari ketidakselarasan. Anda tahu bahwa “ kejujuran adalah
kebijakan yang terbaik” tetapi anda tidak mengatakannya apa-apa ketika seorang
pramuniaga memberikan kembalian uang terlalu banyak. Atau anda menyuruh anak
anda menggosok gigi setiap selesai makan, tetapi anda tidak melakukannya. Jadi
bagaimana orang menanggulanginya ? Keinginan seseorang untuk mengurangi
ketidakselarasan ditentukan oleh pentingnya elemen yang menciptakan
ketidakselarasan ini, tingkat pengaruh kepercayaan individu terhadap elemen-elemen tersebut, dan penghargaan yang mungkin terdapat dalam ketidakselarasan itu. Jika elemen-elemen yang menciptakan ketidakselarasan relatif tidak penting, tekanan untuk memperbaiki ketidakselarasan ini akan
rendah.
Namun katakanlah seorang manajer perusaaan Ny. Smith,
yang memiliki suami da beberapa anak sangat percaya bahwa tidak ada perusahaan yang boleh
membuat polusi udara dan air. Sayangnya, karena tuntutan pekerjaan, Ny.
Smith ditempatkan pada posisi yang mengharuskannya memilih antara
tingkat keuntungan perusahaan atau sikapnya terhadap polusi. Dia tahu bahwa
membuang limbah organik ke dalam sungai lokal (kita mengasumsikan praktik ini
legal) adalah sangat menguntungkan bagi perusahaannya. Apa yang akan di lakukan
?
Tentu saya, Ny. Smith mengalami suatu tingkat
ketidakselarasan kognitif yang tinggi. Karena pentingnya elemen dalam contoh
ini, kita tidak dapat mengharapkan Ny. Smith untuk mengabaikan
ketidakkonsistenan ini. Selain keluar dari pekerjaannya, ada beberapa jalan
yang dapat ia ikuti untuk menyelesaikan dilemanya. Dia dapat menurunkan
ketidakselarasan dengan mengubah perilakunya (berhenti membuat polusi pada air)
atau dengan menyimpulkan bahwa perilaku yang tidak selaras tidaklah terlalu
penting (“ saya harus mencari nafkah
dan, dalam peran saya sebagai seorang pengambil keputusan perusahaan, saya
harus melakukan hal yang terbaik bagi perusahaan saya diatas kepentingan
lingkungan dan masyarakat”).
3.
Hubungan sikap perilaku
Penelitian terdahulu mengasumsikan bahwa
terdapat hubungan sebab dan akibat antara sikap (attitude) dan perilaku (behavior);
yaitu, sikap yang diambil individu menentukan apa yang mereka lakukan. Logika
juga menunjukan suatu hubungan. Bukankah sangat logis jika mereka menonton
acara televisi yang mereka sukai atau para karyawan mencoba menghindarkan diri
dari penugasan yang tidak mereka sukai ?
Namun, pada akhir tahun 1960-an asumsi mengenai
hubungan antara sikap dan perilaku tersebut (A-B) disangkal oleh sebuah kajian
dari penelitian yang berbeda. 4 Berdasarkan evaluasi dari sejumlah studi yang
meneliti hubungan A-B, peneliti menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan
dengan perilaku atau, kalaupun ada hanya sedikit berhubungan. Penelitian
berikutnya memperlihatkan adanya suatu hubungan sikap dan perilaku jika
variabel kontinjensi penengah disertakan dalam pertimbangan.
Satu hal yang dapat memperbesar kesempatan kita
untuk menemukan hubungan A-B yang signifikan adalah penggunaan sikap khusus dan
perilaku khusus. Adalah satu hal ketika membicarakan tentang sikap seorang yang
“bertanggung jawab secara sosial”, dan hal yang berbeda ketika
membicarakan tentang sikapnya “menyumbangkan $25 untuk Masyarakat Sklerosis
Ganda Nasional.” Semakin spesifik sikap yang kita ukur dan semakin spesifik
kita mengidentifikasi suatu perilaku yang berkaitan, semakin besar kemungkinan
untuk dapat memperlihatkan hubungan antara A dan B.
C.
Penjelasan Bagian Bagian Dari Perilaku Individu
Orang
orang dalam organisasi
Awal
dari memahami dan mempelajari perilaku individu dalam organisasi. Pada awalnya
pula mulai hubungan sifat individu dan organisasi. Dengan secara tidak
langsung hubungan di antara keduanya dapat membatu kita agar dapat lebih bisa
menghargai perbrdaan individual, dimana perbedaan - perbedaan ini memunculkan sifat – sifat kritis
dalam yang dapat memunculkan perilaku – perilaku penting di tempat kerja yang
mempunyai kepantasan khusus terhadap manajer.[5]
Isi;
1.
Kontrak psikologis
2.
Kesusaian orang – pekerja
3.
Perbedaan individual
Kepribadian
dan organisasi
Personality
(kepribadian) merupakan serangkaian atribut psikologi yang relatif stabil yang
dapat membedakan orang satu dengan yang lainnya. Pada kenyataannya, baik faktor
biologis maupun lingkungan memaikan perang penting peran penting dalam
menentukan kepribadian seseorang. Meskipun perdebatan pada diskusi berada di
luar dari jangakauan topik diskusi, manajer harus berusaha untuk memahami
atribut – atribut kepribadian dasar dan bagaimana hal – hal tersebut dapat
mempengaruhi perilaku orang dalam
situasi organisasi, tanpa menyebutkan persepsi dan sikap mereka pada
organisasi.[6]
Di bawah di jelaskan lima
besar ciri – ciri kepribadian.
1.
Keramahan
2.
Kehati – hatian
3.
Emosionalitas negatif
4.
Ekstraversi
5.
Keterbukaan
Persepsi
dalam organisasi
Persepsi
adalah sekelompok proses yang disadari oleh individu dan menafsirkan informasi
mengenai lingkungan. Lingkungan adalah elemen penting lainnya dari perilaku
ditempat kerja.
Proses perseptual dasar
1.
Persepsi selektif
2.
Penerapan stereotip
Jenis –
jenis perilaku di tempat kerja
Perilaku
di tempat kerja adalah sebuah pola tindakan oleh anggota organisasi yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi efektivitas organisasi.
1.
Perilaku kerja
2.
Perilaku disfungsional
3.
Keanggotaan informasi
BAB
III
KESIMPULAN
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan
mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting,
karena sikap mempengaruhi kerja.
Menurut
Baron dan Greenberg, terdapat tiga kategori utama hal-hal yang berhubungan
dengan kepuasan kerja, yaitu :
1.
Faktor Organisasi
Yaitu sistem imbalan (reward)
meliputi; promosi, kebijakan organisasi, dan kualitas pengawasan yang dirasakan
oleh karyawan.
2.
Faktor Pekerjaan dan Work Setting
Yaitu meliputi beban kerja secara
keseluruhan, variasi tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling
karyawan, dan lingkungan sosial.
3.
Faktor Karakteristik Personal
Yaitu meliputi self esteem,
kepribadian, dan usia 28.
DAFTAR
PUSTAKA
Toha
Miftah, 1998. Perilaku individu dalam organsasi, perilaku organisasi:
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nimran
Umar, 1997. Perilaku individu, perilaku organisasi: Surabaya: Citra
Media.
Gibson
Al James, 1996. Perilaku dalam organisasi dan individu, organisai:
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Indrawijaya
Adham Ibrahim, 1989. Perilaku organisasi: Bandung: Sinar baru.
Moorhead
Gregory, Griffin Ricky W. 2013.prilaku individu, perilaku organisasi:
manajemen SDM dan Organisasi; Jakarta: Salemba empat.
[1] Stephen
P Robbins: 1999,” dasar dasar perilaku individu, perilaku organisasi edisi
ke 5” hal 35.
[2] Adam
ibrahim indrawijaya:1989, “Beberapa
hal mengenai sikap, Perilaku organisasi “ hal 40.
[3] James L
Gibson:1994 “ perilaku individu dan perbedaannya, organisasi dan manajemen. Hal: 57
[4] Stephen
p robbins: “ dasar – dasar perilaku individu, prinsip – prinsip perilaku organisasi”
hal 36-39.
[5] Moorhead
.Griffin: 2013. Perilaku individu,perilaku organisasi. Hal 60-63
[6] Moorhead
.Griffin: 2013. Perilaku individu,perilaku organisasi. Hal 63-64
Komentar
Posting Komentar